Taman Baca Amin
22
April 2017
Taman Baca Amin th. 2017 |
Jalan-jalan lagi yuuk... hiyaaa kali
ini ingin bercerita tentang short trip ke malang bersama 2 krucil yg nggak
kecil sih (Elva dan Septa). Sebelumnya aku dah pernah ke Malang waktu program
KKL (Kuliah, Kerja, L(iburan)apangan) dan Event tahun
2016. eh tp jadi ketagihan main kesana :"). Singkat cerita 2 manusia ini
selalu ribut minta diajak main keluar kota, karena aku sering pergi2 dan
sendirian terus. Buatlah plan mau kesini, mau kesitu, ke kota ini, kota itu,
salah satunya waktu main ke Perpus UIN SuKa sama Grhatama, tapi mereka sok
sibuk, gak jadi ikut. Akhirnya yg terlaksana adalah plan main ke Malang.
Namanya juga main, jadi ya isinya
seneng-seneng aja. Tapi ada 1 tempat yang cukup unik menurut kami sebagai
mahasiswa Ilmu Perpustakaan, yang perlu untuk dikunjungi, iya namanya
"Taman Baca Amin". Sayang si septa gak ikut, biasa sok sibuk dia,
janji sana sini. Uniknya apa sih?..... baca full ya jangan setengah-setengah,
capek hayati nulisnya:(
Taman Baca Amin terletak di Batu, Malang, yang sejuk dan merupakan bagian dari Jatim Park Group. Secara historis, taman baca Amin ini didirikan pada 30 November 2008 atau sudah berumur sembilan tahun.Amin dipilih sebagai nama taman bacaan itu dengan filosofi mengambil nama salah satu sesepuh di Jatim Park. Selain itu, Amin berarti juga doa dalam kebaikan, di mana setiap berdoa selalu menyebut kata tersebut.
Yang membuatnya menjadi unik adalah
design gedung taman baca Amin ini berupa rangkaian gerbong truk kontainer yang
dibagi menjadi empat ruangan yang dibedakan berdasarkan warna.dan Terdiri dari
tiga lantai, selain taman baca, di sini juga ada poli gigi yang berada di
lantai pertama. Karena yang menjadi tujuan kami adalah Taman Bacanya, jadi kami
tidak berkunjung ke Poli Giginya hehe. Berbagai desain itu dirancang oleh
konsultan arsitektur Dpavilionq.
Dengan warna cat yang menarik
perhatian membuat kontainer bekas itu menjadi desain yang unik. Di bagian
dalamnya cukup bersih dan alas lantai menggunakan karpet, sehingga pengunjung
bisa leluasa membaca buku tanpa harus duduk di meja baca. Selain itu jalur penghubung
antar kontainer didesain dengan konsep ruang terbuka yang bisa dijadikan tempat
membaca sambil menikmati pemandangan indah di kota Batu karena disediakan kursi
dan meja. Dan tentunya ada atapnya dong, biar ngga kepanasan, ngga keujanan.
Nah untuk koleksinya sendiri cukup
banyak. Dari beberapa sumber disebutkan total koleksi bahan pustaka kurang
lebih sekitar 15.000 eksemplar, dengan rincian perbandingan koleksi fiksi
dengan nonfiksi 60:40. ditempatkan sesuai kategori yang juga disesuaikan dengan
warna kontainer. Merah, biru, kuning, dan Hijau. Pada kontainer biru ini kumpulan
dari buku nonfiksi dengan kategori pengetahuan umum, kesehatan, filsafat,
horoskop, manajemen, politik, psikologi, manusia, agama, kebudayaan, dan
teknologi lingkungan. Untuk kontainer kuning menyimpan
koleksi resep aneka masakan dan minuman, seperti resep aneka kue, buku
penunjang gizi balita. Pada kontainer merah terdapat koleksi kamus, komputer,
ensiklopedia, ilmu alam, psikologi, ilmu sosial, bahasa, sejarah, dan
kesusastraan. Untuk hijau merupakan ruang baca anak
dan terdapat koleksi buku cerita, dongeng, buku penunjang pelajaran, komik, dan
kegiatan menggambar, sampai story telling.
Pokoknya seru deh main kesini,
design tempatnya nggak ngebosenin. Yuuuk kesini (lagi)
2 comments:
Wah kayaknya asik ^^ salam kenal kak~
Iya asik banget kalo main kesana, salam kenal kembali :)
Post a Comment